Berharap Hujan

Telaga itu keringlah sudah.

Entah, kemana tetesan-tetesan air yang bergumpal-gumpal itu.

Entah, kemana ikan-ikan yang melompat, berkejar-kejaran, riang.

Entah, kemana lagi riuh rendah hembusan angin yang membentuk gelombang kecil, bertiup, sejuk.

Entah, semua itu sudah hilang, musnah, lenyap, tak berbekas. Baca lebih lanjut

Catatan Kecil

Sore ini, aku iseng membawa binder besar yang hanya berisikan coret-coretan gaje ketika satu-dua tahun lalu ke dalam kelas. Biasanya binder ini hanya aku gunakan jika ada tugas dan semisalnya. Beberapa menit lagi, jam kuliah Pancasila sore ini usai. Aku penat. Bukan karena pematerinya membosankan. Tapi aku tadi siang lagi-lagi bolos tidur siang. Aku mencoba melihat-lihat isi binder lama itu. Ada banyak tulisan yang tidak jelas. Banyak draft kasar yang tak beraturan. Ada berkas tentang kepanitiaan majalah dinding kampus. Ada catatan pelajaran ketika aku duduk di bangku I’dad Lughawi dulu. Ada nomor hape. Ada agenda harianku yang sudah lama aku khianati. Ada visi-misiku. Ada target jangka pendek dan jangka panjang. Ups, tertulis “menikah” di target jangka panjang. Aku jadi malu.  Ada jadwal pelajaran. Ada beberapa perangko. Sejak SMP aku ingin jadi filateli. Ada jadwal dan target muraja’ah hafalan al-Qur’an. Terakhir, ada puisi berjudulkan “Catatan Kecil”:
Baca lebih lanjut